Senin, 29 April 2019

MENGAPA DIA TIDAK MEMAAFKAN ?






Seseorang datang kepada saya mengeluhkan pasangannya yang tampak tidak dapat memaafkan atas kesalahan yang dia perbuat. Padahal katanya dia sudah berulang kali menjelaskan alasan mengapa hal itu dia lakukan. Setiap kali selesai menjelaskan diakhiri dengan meminta maaf. Tetapi pasangannya itu tak kunjung menerima dan menghindar membahasnya. Kini ia putus asa, merasa sia-sia meminta maaf dan tak guna lagi hidup bersama dalam perkawinan, selain putus asa ia juga merasa tertekan. Memang meminta maaf sepertinya lebih mudah dari pada memaafkan. Mengapa demikian? Mungkin perlu ditelaah bagaimana cara Anda meminta maaf baik dengan bahasa verbal maupun bahasa tubuh Anda. Bahasa adalah alat komunikasi bukan?


Pertama, meminta maaf adalah mengekspresikan perasaan menyesal atas perbuatan yang menyebabkan timbulnya emosi negatif pada orang lain dan karenanya Anda merasa bertanggungjawab atas perasaannya itu. Dalam hal ini hindari mengatakan seperti contoh ini: "Kamu marah ya sama saya? Maafin saya yah". Rubahlah cara menyatakannya menjadi: "Maafkan saya sudah menyakiti hati kamu".


Kedua, hindari menjelaskan hal ihwal perbuatanmu dan menyampaikan alasan, sebab Anda tidak dapat mencari pembenaran dibalik permohonan maafmu. Ini namanya membela diri. Pasangan Anda akan merasa jengkel. Misalnya Anda mengatakan: "Maafin saya, soalnya .....” dan seterusnya, atau contoh lain, “Memang saya yang salah, tetapi .......”.


Ketiga, mintalah maaf tanpa berharap dia memaafkanmu. Ketika Anda sudah meminta maaf itu sudah cukup untuk menyatakan penyesalan. Anda tidak perlu mengulang- ngulang dengan harapan dia segera memaafkanmu. Namun sadarilah bahwa ini saatnya Anda memahami perasaannya bahwa dia butuh lebih banyak waktu untuk memaafkan Anda. Mungkin juga meyakinkan dirinya sendiri untuk menerima atas segala yang telah terjadi.


Keempat, ketahuilah sesungguhnya meminta maaf adalah sikap tanggungjawab Anda pada perasaan Anda sendiri bukan pada perasaannya. Namun jika dia tidak dapat memaafkan itu adalah pilihannya sendiri. Dengan demikian Anda membebaskan jiwa Anda dari kemelut rasa bersalah yang dapat merusak kesehatan Anda baik fisik maupun batin. Membiarkan keberadaan rasa bersalah memupuk penderitaan tumbuh menjadi beban hidup. Oleh karenanya meminta maaf juga bagian dari proses penyembuhan luka batin dan Anda terbebas dari beban hidup. Lebih dalam lagi, ketika meminta maaf berarti Anda sedang menghidupkan nilai cinta kasih terhadap diri sendiri dan pasangan Anda.



(Rani A. Dewi, Couple Relationship Therapist and Living Values Education Trainer)

Senin, 01 April 2019

W O R K S H O P





M I N D F U L - L I V I N G

“ THE INNER SECRET OF THE PATH ”
(Life Purpose)


Topik Pertemuan Kedua:

§  Pesan Para Mistikus (The Messages of The Mysticus)
§  Menjernihkan Masa Lalu (Clearing The Past)
§  Mengikuti Arus Energi Kehidupan (Engaging The Flow)
§  Etika Antar Pribadi (The Interpersonal Ethic)
§  Kebudayaan yang Tengah Bangkit (The Emerging Culture)

Fasilitator: Rani Anggraeni Dewi, MA, MCH (Accredited Trainer Living Values Indonesia, Mindful Living Therapist, dan Couple Relationship Therapist)

Workshop pertemuan kedua:
📆 Kamis & Jumat, 25-26 April 2019
Pukul: 08.30 – 17.00 wib
🏬 Roosseno Plaza (Cinema Room Lt. 2)
Jl. Kemang Utara Raya No. 1, Jak-Sel

Investasi:
Rp. 1.500.000,-/ 2 hari (seminar kit, lunch, coffee break, tempat workshop yang nyaman).

Biaya ditransfer ke rekening:
Bank Mandiri (Acc: 1260005338610) a.n: Yayasan Indonesia Bahagia

Informasi & Pendaftaran:
Nisa (0813.1979.3978)