Senin, 25 November 2019

~ Workshop Mindful Living ~




Serial Workshop:
“BERDAMAI DENGAN DIRI”


Sadar tidak bahwa kita sering dituntut oleh pikiran-pikiran sendiri, karena itulah yang sudah tertanam sejak kecil. Tanpa disadari pula, pikiran-pikiran tersebut yang mempersulit kita membina relationship dengan orang-orang di sekitar kita termasuk dengan yang kita cintai. Sulitnya karena pikiran-pikiran itu dapat memunculkan kecemasan yang menggiring pada sikap, perilaku dan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri, lebih-lebih terhadap orang lain. Kita ingin membina hubungan cinta kasih yang tulus bukan?


Kita ingin dapat menjalin hubungan yang baik dengan diri kita sendiri, termasuk emosi dan pikiran yang datang dan pergi. Artinya, kita belajar untuk mencintai keseluruhan diri kita sendiri serta menerima kehidupan yang sedang kita jalani. Dari proses ini lahirlah kejernihan dan kedamaian. Ketika kita dapat berdamai dengan diri sendiri, termasuk dengan semua emosi dan pikiran yang muncul, maka kita dengan mudah membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Berkat keharmonisan ini kita dapat menghasilkan kerja-kerja yang kreatif dan hidup kita pun menjadi lebih bermakna.


Metode workshop: dalam workshop ini Anda akan terlibat dalam suasana “mengalami” serta menemukan tools pengendalian diri, dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan. Dengan buah dari pengalaman pribadi ini, Anda pun siap menjadi agen perubahan dimulai dari dalam keluarga ke lingkungan yang lebih luas.


Topik workshop:
·        8 Pola Pikir Manusia
·        Belief System
·        Mindful Living Meditation


Hari/ Tanggal: Sabtu, 14 Desember 2019
Pukul: 08.30 – 17.00 wib
Tempat: Roosseno Plaza Jl. Kemang Utara No.1 Kemang - Jakarta Selatan (Seberang McDonald Kemang)


Fasilitator: Rani Anggraeni Dewi, MA, MCH


Investasi: Rp.875.000, / 1 hari (seminar kit, lunch, coffee break, tempat workshop yang nyaman). Biaya ditransfer ke rekening: Bank Mandiri, Acc: 1260005338610, a.n: Yayasan Indonesia Bahagia.


Pastikan Anda tidak tertinggal informasi dan kesempatan yang berharga ini. Peserta terbatas, maksimal 15 orang!


Pendaftaran: Nisa-0813.1979.3978

Minggu, 11 Agustus 2019

Workshop Mindful Living (Angkatan Ke-10)


“BERDAMAI DENGAN DIRI & DETOX EMOSI”

Sabtu - Minggu, 31 Agustus – 1 September 2019
08.30 – 17.30 wib

Manfaat workshop: dapat membangun hubungan yang baik dengan diri kita sendiri, termasuk emosi dan pikiran yang datang dan pergi. Artinya, kita belajar untuk mencintai keseluruhan diri kita sendiri serta menerima kehidupan yang sedang kita jalani. Dari proses ini lahirlah kejernihan dan kedamaian. Ketika kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri, termasuk dengan semua emosi dan pikiran yang muncul, maka kita dengan mudah menjalin hubungan yang baik pula dengan orang lain dan lebih menghargai hidup kita.

Dalam workshop ini Anda akan terlibat dalam suasana “mengalami” serta menemukan tools pengendalian diri, dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan. Dengan buah dari pengalaman pribadi ini, Anda pun siap menjadi agen perubahan dimulai dari dalam keluarga ke lingkungan yang lebih luas.

Topik Workshop:
v Mengendalikan Kekhawatiran & Kepanikan Dalam Diri
v Mengendalikan Kemarahan Dalam Diri
v Meninjau Ulang Keyakinan Dasar
v Mindful Living Therapy Meditation (Detox Emosi)

Tempat:
Roosseno Plaza, Cinema Room Lt.2
Jl. Kemang Utara No.1 Kemang-Jakarta Selatan
(seberang McDonald Kemang)

Fasilitator:
Rani Anggraeni Dewi, MA, MCH.

Investasi:
Rp.1.750.000, / 2 hari (seminar kit, certifikat, lunch, coffee break, tempat workshop yang nyaman).

Biaya ditransfer ke rekening:
Bank Mandiri
Acc: 1260005338610
a.n: Yayasan Indonesia Bahagia


Pastikan Anda tidak tertinggal informasi dan kesempatan yang berharga ini. Peserta terbatas, maksimal 10 orang!


Informasi lebih lanjut dan pendaftaran:
Nisa (0813.1979.3978)

Minggu, 30 Juni 2019

Workshop (Angkatan Ke-9)


Sesi Sharing



Fasilitator: Rani A. Dewi


Co-Fasilitator: Tantri B.N


Mindful Living I Gelombang 9



MINDFUL LIVING


“BERDAMAI DENGAN DIRI & DETOX EMOSI”


Kamis - Jumat, 11-12 Juli 2019
08.30 – 17.30 wib


Salam damai sahabat,

Di tengah derasnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diasumsikan mengakibatkan melunturnya nilai-nilai moral kemanusiaan, ditandai misalnya dengan maraknya berbagai kasus kekerasan. Dalam kehidupan keseharian pun, kita sering berbeda pandangan hidup dan kebiasaan dengan orang lain, yang berpotensi timbulnya konflik dalam hubungan antar-pribadi bahkan antara suami-istri, orangtua-anak, antara saudara kandung. Kehidupan modern yang memberikan berbagai kemudahan sering membuat manusia merasa jenuh dan kemudian mempertanyakan tujuan-tujuan hidupnya.

Kami percaya, sesungguhnya hidup adalah “Anugerah Emas”, jika manusia dapat memaknainya dengan menjalani hidup secara sadar jiwa sehingga fokus pada tujuan-tujuan hidupnya yang lebih luhur. Inilah yang kami sebut Mindful Living. Lalu bagaimana menjalani hidup dengan Mindful?

Tidak jarang langkah-langkah seseorang dipengaruhi oleh kemarahan, kecemasan, kekhawatiran, serta pikiran-pikiran negatif lainnya. Ternyata emosi-emosi negatif tersebut dapat menghalangi kita dalam mencapai tujuan-tujuan hidup yang hendak kita capai, kesuksesan dan tentu saja kebahagiaan. Lalu bagaimana akibatnya terhadap kualitas hidup dan kesehatan Anda?

Untuk menjawabnya, kami mengajak Anda mengikuti workshop selama 2 hari penuh, untuk mengenal dan mengkaji lebih dalam tentang Mindful Living & Detox Emosi. Dalam workshop ini Anda akan terlibat dalam suasana “mengalami” serta menemukan tools  pengendalian diri, dalam suasana yang interaktif dan menyenangkan. Dengan buah dari pengalaman pribadi ini, Anda pun siap menjadi agen perubahan dimulai dari dalam keluarga ke lingkungan yang lebih luas.

Topik Workshop:
1. Mengenal Kekhawatiran & Kepanikan Dalam Diri.
2. Mengenal Kemarahan Dalam Diri.
3. Meninjau Ulang Keyakinan Dasar.
4. Mindful Living Therapy – Meditation (Detox Emosi).

Tempat:
Roosseno Plaza, Cinema Room Lt.2
Jl. Kemang Utara No.1 Kemang-Jakarta Selatan
(seberang McDonald Kemang)

Fasilitator:
Rani Anggraeni Dewi, MA, MCH (Mindful Living Therapist, Couples Relationship Therapist, Living Values Education Trainer)

Investasi:
Rp.1.750.000, / 2 hari (seminar kit, certifikat, lunch, 2x coffee break, tempat workshop yang nyaman).

Biaya ditransfer ke rekening:
Bank Mandiri
Acc: 1260005338610
a.n: Yayasan Indonesia Bahagia


  
Pastikan Anda tidak tertinggal informasi dan kesempatan yang berharga ini. Peserta terbatas, maksimal 10 orang!


Informasi lebih lanjut dan pendaftaran:
Nisa (0813.1979.3978)


Minggu, 19 Mei 2019







GURU BATIN

Ketika kita menelusuri jalan hidup pribadi, tidak sedikit tantangan muncul, pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk di dalam benak terutama pertanyaan eksistensial. Kemudian kita pasti membutuhkan jawaban. Kita lalu kerap kali mencari orang lain untuk mendapatkan jawaban. Tetapi jika berkaitan dengan kehidupan pribadi, sesungguhnya tak satu pun orang yang tahu apa yang terbaik untuk kita, kecuali kita sendiri. Sedari kecil, semasa usia sekolah, aku teringat diajarkan untuk mengikuti senior, orang yang lebih tua, mengacungkan tangan ketika mau bertanya, mendengar dan menerima begitu saja apa yang diajarkan kepadaku serta mengakui bahwa mereka lebih tahu.

Aku tahu bahwa aku memiliki intuisi seperti juga orang lain, tetapi tidak terlatih untuk percaya pada kemampuan intuisi sebagai alat bantu keterampilan hidup. Kerap kali dalam renungan aku bertanya dalam hati misalnya “Apakah ini jalan yang benar”, “Apakah ini untukku”, “Sepertinya aku mengambil keputusan yang salah”. Memang harus diakui aku cenderung mengambil langkah tanpa bimbingan orang lain walaupun menurutku tentu wajar saja mencari jawaban selain dari orangtua, dari para ahli seperti dokter, motivator, coach, konselor, guru yoga dan juga guru agama, bahkan guru spiritual. Di masa lalu aku membutuhkan seseorang untuk memotivasiku, mewujudkan mimpi-mimpiku, atau memberi peluang memperjuangkannnya sebelum aku melakukannya sendiri.

Aku merasa beruntung selama ini dapat bergaul dengan orang-orang pintar dibidangnya. Mereka menginspirasiku dan kemudian mengubah cara pandangku terhadap realitas sehingga terjadi perubahan berarti pada hidupku. Namun demikian tidak jarang aku terjebak pada sebuah harapan bahwa mereka memiliki semua jawaban atas apapun pertanyaanku. Ini adalah suatu pertanda ketergantungan. Di mana ada ketergantungan di sana ada kemelekatan. Tetapi lambat laun aku kerap kecewa ketika melihat sesuatu pada diri mereka yang aku anggap suatu kelemahan. Berkonsultasi kepada orang yang dianggap mumpuni dalam bidangnya bukanlah suatu kesalahan, hal ini dapat dilakukan hanya sebagai langkah awal.

Aku terbiasa mengandalkan seseorang untuk memberi jalan keluar. Tak pernah sedikit pun berpikir bertanya pada diri sendiri, mendengarkan hati nurani yang kemudian aku ketahui adalah yang terbaik. Kadang aku merasa telah keliru mengambil keputusan, mulai soal karir yang tidak sejalan dengan bakat dan keterampilanku, membangun relasi antar pribadi yang ternyata tidak otentik, itu semua ternyata akibat arahan orang lain. Aku merasa mengalami jalan takdir yang ditentukan orang lain. Alih-alih mengikuti intuisiku untuk tetap “on track”, aku malah melihat keluar diri, terpengaruh apa kata orang tentang arahan-arahan dan jawaban-jawaban atas permasalahanku.

Guru batin sesungguhnya senantiasa membimbingku dalam menapaki jalan yang harus aku tempuh. Para ahli sekali pun tidak akan mampu menunjukkan keputusan jalan apa yang harus aku tempuh. Mereka hanya memberikan “peta, kompas dan lampu center” agar mempermudahku mengarungi samudera, meniti pengalaman di “hutan belantara kehidupan” ini untuk menemukan jawaban. Mereka mengajakku berpikir dan menggunakan logikaku, tetapi tidak melatih intuisiku.

Sekali aku melihat ke dalam batin, aku menyadari bahwa apa pun yang aku inginkan dan butuhkan ada “di sini”, di dalam batinku yang siap untuk digunakan. Satu-satunya izin yang kuperlukan adalah dari diriku sendiri. Satu-satunya yang tahu apa yang baik untukku adalah diriku sendiri. Aku hanya butuh keberanian membuka diri berelasi dengan guru batin dan percaya penuh padanya. Aku siap mengizinkan diriku mendengarkan guru batin ketika aku duduk relaks di alam terbuka, jauh dari keramaian.

Orang pada umumnya senang berdoa, berbicara kepada Tuhan tak henti-hentinya. Lalu kapan memberi kesempatan Tuhan menjawab. Kapan kita siap mendengarkan suaranya. Di saat meditasi, guru batinku berbisik, dan bernyanyi seirama dengan getaran jiwaku hingga terasa seolah aku berada di alam bebas. Dalam kebebasan aku pun menyadari, aku adalah jiwa sejati yang selalu “hidup”, sebagai guru batin bagi raga, pikiran dan perasaanku sendiri. Guru batin membebaskan jiwaku dari kemelekatan pada yang terbatas. Jika aku memiliki guru batin, maka Anda yakinlah juga memilikinya.


Ramadhan, 13 Mei 2019

~ Rani A. Dewi ~