Senin, 09 Mei 2016

VALUES - BASED ENTREPRENEURSHIP

Dra. Rani A. Dewi, M.A *


Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih atas undangan ini yang mana  mengikutsertakan saya menjadi salah satu pembicara dalam Seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Islam FITK UIN Syarief Hidayatullah Ciputat, yang saya dengar dalam rangka Milad UIN. Saya ucapkan selamat Milad, semoga UIN terus exist dan berjaya serta ke depan dapat menghasilkan para Cendekiawan Muslim yang tidak saja ahli dalam ilmunya masing-masing secara Intelektual, namun juga dapat menjadi tokoh Islam yang Cerdas Emosi dan Bernilai Luhur.

Saya senang dengan tema Seminar ini yaitu: "Islamic Education Effect for Social Living and Student Entrepreneurship”, hal ini menurut pengamatan saya sebagai pendidik khususnya sebagai Trainer  Pendidikan Menghidupkan Nilai  (Living Values Education)  merupakan hal yang sangat urgent untuk tidak saja didiskusikan di dalam Seminar, tetapi yang lebih penting lagi adalah memikirkan sebuah metode yang efektif atau sebuah pendekatan yang holistik tentang bagaimana cara menghidupkan nilai-nilai seorang calon Entrepreneur. Sebab pada kenyataannya ada faktor yang sangat essential dalam masalah Entrepreneurship yang belakangan ini sudah terabaikan atau memang sengaja diabaikan, yakni faktor kesadaran nilai. Terjadi penyalahgunaan anggaran, meningkatnya tindakan/ perilaku korupsi. Ini semua disebabkan karena tidak dihidupkannya nilai-nilai dalam diri seseorang. Saya ingin mengutip apa yang dikatakan Mahatma Gandhi “This planet can provide human needs but not human greed”. Kesadaran nilai ini tidak semerta-merta bekerja dengan baik jika tidak ada “pemantiknya". Bagaimana memantiknya? Nah di sinilah perlunya Pendidikan Berbasiskan Nilai-Nilai yang di dalam masyarakat kita lebih dikenal dengan Pendidikan Karakter. Oleh karenanya sungguh bangga bahwa Mahasiswa UIN memikirkan masalah ini dan menjadikan tema Seminar kali ini.

Sekilas makna Entrepreneurship yang saya pahami, sederhananya Entrepreneurship adalah kemampuan nyata seorang individu yang berasal dari diri mereka sendiri di dalam maupun di luar organisasi, dimana individu itu berada untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru. Siapa pun yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Entrepreneurship disebut Entrepreneur. Entrepreneur diartikan sebagai seorang yang selalu membawa perubahan, innovasi, ide-ide baru, sumber daya baru, asset baru untuk perubahan. Dengan demikian seorang Entrepreneur dituntut memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang ilmu ekonomi dan ilmu sosial lainnya untuk mendukung upayanya agar berjalan dengan lancar dan sukses sesuai dengan target dan harapannya, baik secara personal maupun secara organisasi.

Biasanya istilah Entrepreneurship hanya dikenal di kalangan para penggiat ekonomi atau aktifitas perdagangan. Orang menyebutnya di dalam bahasa Inggris, Businessman. Namun belakangan istilah ini tidak saja digunakan di kalangan penggiat ekonomi, tetapi juga di kalangan penggiat CSR (Corporate Social Responsibility). Bahkan baru-baru ini saya saksikan tayangan di salah satu media televisi nasional tentang kegiatan yang mereka sebut Creativepreneur. Namun pada  kesempatan ini saya tidak dalam kapasitas untuk berbicara tentang  kegiatan Entrepreneur, tetapi lebih kepada kualitas seorang Entrepreneur dan kualitas yang perlu dikembangkan dalam Entrepreneurship.

Dalam latar belakang seminar ini disebutkan bahwa; tantangan dan peluang kiprah generasi muda dalam persaingan dunia menuntut peran pendidikan yang komprehensif. Penanaman nilai dalam peserta didik juga perlu dilengkapi dengan pelatihan khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam menghadapi persaingan global. Dunia kewirausahaan (Entrepreneurship) menjadi sandingan yang serasi bagi Pendidikan Karakter. Entrepreneurship juga membutuhkan Leadership, yaitu kemampuan memimpin, terutama memimpin diri sendiri dan kemudian memimpin orang lain dalam berbagai kegiatan yang digelutinya.

Dalam hal memimpin dirinya seorang yang berjiwa leadership tidak menunggu dilayani, tidak menunggu diperhatikan, tidak menunggu pemberian orang lain. Artinya dia seorang yang selalu mengatakan "saya bisa” memenuhi kebutuhannya sendiri, terutama kebutuhan dasarnya. Bahkan dia tidak menyerah menghadapi tantangan untuk suatu perubahan jika membawanya ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya seorang yang memiliki Leadership biasanya mampu menjalani Entrepreneurship pula. Tetapi apakah pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi menyiapkan peserta didik menjadi seorang Entrepreneur? Pendidikan kerap rancu dengan pengajaran.

Pendidikan adalah pelajaran yang didapat dari pengalaman hidup yang terus berlangsung hingga ajal tiba (Jane Goodall). Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri, dimana seorang manusia belajar untuk mengetahui, belajar untuk mengerjakan, belajar untuk menjadi dan belajar untuk hidup bersama orang lain secara harmonis. Ini empat pilar prinsip dalam Living Values Education (Tillman, 2004). Ini sejalan dengan karakter yang harus dipenuhi dalam mengembangkan jiwa Entrepreneurship.

Berkaitan dengan LVE, dalam konteks Entrepreneurship, seseorang dibimbing untuk memiliki kesadaran nilai. LVE percaya bahwa setiap orang sudah membawa nilai-nilai luhur di dalam dirinya dari sejak lahir, tinggal dihidupkan saja. Lingkungan pertama yang bertugas menghidupkannya adalah keluarga, dalam hal ini adalah orangtua sebagai pendidik pertama dan utama, setelah itu barulah sekolah, atau pendidikan formal. Nilai-nilai itu akan hidup dalam suasana berbasiskan nilai-nilai. Ketika lingkungan berbasiskan nilai-nilai itu hidup subur, maka setiap orang akan terdorong untuk berprestasi dan berperilaku positif. Mengapa? Sebab lima kebutuhan emosi dasarnya terpenuhi, yakni kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk dipahami, kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan untuk bernilai (Tillman, 2004).

Kembali di awal tadi saya mengatakan bahwa aspek kesadaran nilai sangat penting dalam Entrepreneurship, maka saya ingin menyampaikan konsep Values Based Entrepreneurship. Yakni Entrepreneurship yang berorientasikan untuk menghidupkan nilai-nilai, yang dalam hal ini sedikitnya ada lima nilai yang penting bahkan urgent untuk dihidupkan, yaitu nilai Kejujuran, nilai Tanggungjawab,  nilai Kebebasan, nilai Cinta Kasih dan nilai Rendah Hati. Nilai kejujuran kepada diri sendiri dan orang lain akan melahirkan kesejahteraan bagi orang banyak. Nilai tanggungjawab akan melahirkan keberlangsungan hajat hidup orang banyak, dan nilai kebebasan akan melahirkan daya juang untuk terus berkarya secara kreatif dan karenanya mampu  menciptakan pekerjaan bagi dirinya serta peluang bagi orang lain, nilai cinta kasih akan melahirkan sikap empati, sehingga tidak akan mengambil yang bukan haknya, terakhir adalah nilai rendah hati yang akan melahirkan sikap bersyukur dan tidak menonjolkan dirinya dengan merugikan orang lain. 

Nilai-nilai inilah yang sekarang ini mengalami krisis, terabaikan atau bahkan diabaikan. Terakhir sebagai penutup, dengan pemikiran Values Based Entrepreneurship kita Insya Allah dapat secara optimis menyiapkan generasi muda kita khususnya Mahasiswa UIN untuk tidak semata-mata menghadapi persaingan global yang kian menguat. Tetapi sesungguhnya yang lebih penting lagi adalah membangun perekonomian di negeri ini dengan lebih baik yaitu yang berpihak pada rakyat kecil dan untuk memajukan bangsa serta kebahagiaan rakyat secara keseluruhan. Namun tentu saja hal ini tidak seperti membalikkan telapak tangan. Kita perlu berjuang dengan bersungguh-sungguh dan consistent/ istiqomah. Melalui  Living Values Education for Developing Entrepreneurship, sebagai metode menemukan pemantik untuk membangkitkan kesadaran nilai. Insya Allah harapan ini dapat terwujud. Amin.


Jakarta, 9 Mei 2016
UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat



*Living Values Education Trainer
Couples/ Marriage Therapist
Lecturer




Sumber:
Tillman, Dianne & Pillar Quera Colomina. Living Values An Educational Program Educator Training Guide: Panduan Pelatihan Bagi Pendidik. Jakarta: Grasindo, 2004.









LIVING VALUES EDUCATION WORKSHOP
FOR DEVELOPING VALUES TO MAKE A BETTER WORLD

LIVING VALUES EDUCATION WITH JALALUDDIN RUMI
Selasa-Kamis, 5-7 April 2016
Little Amaroossa Residence, Jakarta Selatan

Pelatihan ini adalah LVEP for Educator yang mempersiapkan peserta menjadi agen perubahan bagi lingkungannya baik secara sendiri-sendiri di dalam keluarga maupun melalui organisasi. Ada peluang bagi peserta yang berminat menjadi Accredited Trainer/ Fasilitator dengan mengikuti pelatihan ini lebih intensif (5x minimal 16 jam). Pelatihan ini juga dapat menginspirasi para peserta mengenai nilai-nilai yang berkembang secara pribadi dan sosial, serta menyadari pentingnya metode-metode praktis dalam mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut secara lebih luas. Serta memberikan kesempatan para peserta untuk merasakan pengalaman dalam hubungannya dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dalam diri.

Pelatihan menghidupkan Kesadaran Nilai (Living Values) dan bagaimana mengaktualisasikannya adalah program pendidikan nilai-nilai dengan menggunakan pendekatan holistik, yakni suatu pendekatan yang memadukan pemberdayaan aspek kognitif dan aspek afektif dalam suatu kegiatan yang menarik dan bersifat experential learning. Dengan kata lain, program ini menyajikan berbagai macam aktivitas nilai dan metodologi praktis bagi peserta untuk dapat mengeksplorasi dan mengembangkan nilai-nilai pribadi dan sosial.