VALUES - BASED ENTREPRENEURSHIP
Dra. Rani A. Dewi, M.A *
Pertama-tama
saya ingin menyampaikan terima kasih atas undangan ini yang mana
mengikutsertakan saya menjadi salah satu pembicara dalam Seminar yang
diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Islam FITK UIN Syarief
Hidayatullah Ciputat, yang saya dengar dalam rangka Milad UIN. Saya ucapkan
selamat Milad, semoga UIN terus exist dan berjaya serta ke depan dapat
menghasilkan para Cendekiawan Muslim yang tidak saja ahli dalam ilmunya masing-masing
secara Intelektual, namun juga dapat menjadi tokoh Islam yang Cerdas Emosi
dan Bernilai Luhur.
Saya senang
dengan tema Seminar ini yaitu: "Islamic Education Effect for Social Living and Student Entrepreneurship”, hal
ini menurut pengamatan saya sebagai pendidik khususnya sebagai
Trainer Pendidikan Menghidupkan Nilai (Living Values
Education) merupakan hal yang sangat urgent untuk
tidak saja didiskusikan di dalam Seminar, tetapi yang lebih penting lagi adalah
memikirkan sebuah metode yang efektif atau sebuah pendekatan yang holistik
tentang bagaimana cara menghidupkan nilai-nilai seorang calon
Entrepreneur. Sebab pada kenyataannya ada faktor yang sangat essential dalam masalah
Entrepreneurship yang belakangan ini sudah terabaikan atau memang sengaja
diabaikan, yakni faktor kesadaran nilai. Terjadi penyalahgunaan anggaran,
meningkatnya tindakan/ perilaku korupsi. Ini semua disebabkan karena tidak
dihidupkannya nilai-nilai dalam diri seseorang. Saya ingin mengutip apa yang
dikatakan Mahatma Gandhi “This planet can
provide human needs but not human greed”. Kesadaran nilai ini tidak
semerta-merta bekerja dengan baik jika tidak ada “pemantiknya". Bagaimana
memantiknya? Nah di sinilah perlunya Pendidikan Berbasiskan Nilai-Nilai yang di
dalam masyarakat kita lebih dikenal dengan Pendidikan Karakter. Oleh karenanya
sungguh bangga bahwa Mahasiswa UIN memikirkan masalah ini
dan menjadikan tema Seminar kali ini.
Sekilas
makna Entrepreneurship yang saya pahami, sederhananya Entrepreneurship adalah
kemampuan nyata seorang individu yang berasal dari diri mereka
sendiri di dalam maupun di luar organisasi, dimana individu itu berada
untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru. Siapa pun yang melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan Entrepreneurship disebut Entrepreneur.
Entrepreneur diartikan sebagai seorang yang selalu membawa perubahan, innovasi,
ide-ide baru, sumber daya baru, asset baru untuk perubahan. Dengan demikian
seorang Entrepreneur dituntut memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
ilmu ekonomi dan ilmu sosial lainnya untuk mendukung upayanya agar berjalan
dengan lancar dan sukses sesuai dengan target dan harapannya, baik secara
personal maupun secara organisasi.
Biasanya
istilah Entrepreneurship hanya dikenal di kalangan para penggiat ekonomi
atau aktifitas perdagangan. Orang menyebutnya di dalam bahasa Inggris, Businessman. Namun belakangan istilah
ini tidak saja digunakan di kalangan penggiat ekonomi, tetapi juga di kalangan
penggiat CSR (Corporate Social Responsibility). Bahkan baru-baru ini saya
saksikan tayangan di salah satu media televisi nasional tentang
kegiatan yang mereka sebut Creativepreneur. Namun pada kesempatan
ini saya tidak dalam kapasitas untuk berbicara tentang kegiatan
Entrepreneur, tetapi lebih kepada kualitas seorang Entrepreneur
dan kualitas yang perlu dikembangkan dalam Entrepreneurship.
Dalam latar
belakang seminar ini disebutkan bahwa; tantangan dan peluang kiprah generasi
muda dalam persaingan dunia menuntut peran pendidikan yang komprehensif.
Penanaman nilai dalam peserta didik juga perlu dilengkapi dengan pelatihan
khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam menghadapi persaingan global. Dunia
kewirausahaan (Entrepreneurship) menjadi sandingan yang serasi bagi Pendidikan
Karakter. Entrepreneurship juga membutuhkan Leadership, yaitu kemampuan
memimpin, terutama memimpin diri sendiri dan kemudian memimpin orang lain dalam
berbagai kegiatan yang digelutinya.
Dalam hal
memimpin dirinya seorang yang berjiwa leadership tidak menunggu dilayani, tidak
menunggu diperhatikan, tidak menunggu pemberian orang lain. Artinya dia seorang
yang selalu mengatakan "saya bisa” memenuhi kebutuhannya sendiri, terutama
kebutuhan dasarnya. Bahkan dia tidak menyerah menghadapi tantangan untuk suatu
perubahan jika membawanya ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya seorang yang
memiliki Leadership biasanya mampu menjalani Entrepreneurship pula. Tetapi
apakah pendidikan yang diberikan di sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi
menyiapkan peserta didik menjadi seorang Entrepreneur? Pendidikan kerap rancu
dengan pengajaran.
Pendidikan
adalah pelajaran yang didapat dari pengalaman hidup yang terus berlangsung
hingga ajal tiba (Jane Goodall). Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri,
dimana seorang manusia belajar untuk mengetahui, belajar untuk mengerjakan,
belajar untuk menjadi dan belajar untuk hidup bersama orang lain secara
harmonis. Ini empat pilar prinsip dalam Living Values Education (Tillman, 2004).
Ini sejalan dengan karakter yang harus dipenuhi dalam mengembangkan jiwa
Entrepreneurship.
Berkaitan
dengan LVE, dalam konteks Entrepreneurship, seseorang dibimbing untuk memiliki
kesadaran nilai. LVE percaya bahwa setiap orang sudah membawa nilai-nilai luhur
di dalam dirinya dari sejak lahir, tinggal dihidupkan saja. Lingkungan pertama
yang bertugas menghidupkannya adalah keluarga, dalam hal ini adalah orangtua
sebagai pendidik pertama dan utama, setelah itu barulah sekolah, atau
pendidikan formal. Nilai-nilai itu akan hidup dalam suasana berbasiskan
nilai-nilai. Ketika lingkungan berbasiskan nilai-nilai itu hidup subur, maka
setiap orang akan terdorong untuk berprestasi dan berperilaku positif. Mengapa?
Sebab lima kebutuhan emosi dasarnya terpenuhi, yakni kebutuhan untuk dihargai,
kebutuhan untuk dipahami, kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan rasa aman, dan
kebutuhan untuk bernilai (Tillman, 2004).
Kembali di
awal tadi saya mengatakan bahwa aspek kesadaran nilai sangat penting dalam
Entrepreneurship, maka saya ingin menyampaikan konsep Values Based
Entrepreneurship. Yakni Entrepreneurship yang berorientasikan untuk
menghidupkan nilai-nilai, yang dalam hal ini sedikitnya ada lima nilai yang
penting bahkan urgent untuk dihidupkan, yaitu nilai Kejujuran, nilai
Tanggungjawab, nilai Kebebasan, nilai Cinta Kasih dan nilai Rendah Hati.
Nilai kejujuran kepada diri sendiri dan orang lain akan melahirkan
kesejahteraan bagi orang banyak. Nilai tanggungjawab akan melahirkan
keberlangsungan hajat hidup orang banyak, dan nilai kebebasan akan melahirkan
daya juang untuk terus berkarya secara kreatif dan karenanya mampu
menciptakan pekerjaan bagi dirinya serta peluang bagi orang lain, nilai cinta
kasih akan melahirkan sikap empati, sehingga tidak akan mengambil yang bukan
haknya, terakhir adalah nilai rendah hati yang akan melahirkan sikap bersyukur
dan tidak menonjolkan dirinya dengan merugikan orang lain.
Nilai-nilai
inilah yang sekarang ini mengalami krisis, terabaikan atau bahkan diabaikan.
Terakhir sebagai penutup, dengan pemikiran Values Based Entrepreneurship kita
Insya Allah dapat secara optimis menyiapkan generasi muda kita khususnya
Mahasiswa UIN untuk tidak semata-mata menghadapi persaingan global yang kian
menguat. Tetapi sesungguhnya yang lebih penting lagi adalah membangun
perekonomian di negeri ini dengan lebih baik yaitu yang berpihak pada rakyat
kecil dan untuk memajukan bangsa serta kebahagiaan rakyat secara keseluruhan. Namun
tentu saja hal ini tidak seperti membalikkan telapak tangan. Kita perlu
berjuang dengan bersungguh-sungguh dan consistent/
istiqomah. Melalui Living Values Education for Developing
Entrepreneurship, sebagai metode menemukan pemantik untuk membangkitkan
kesadaran nilai. Insya Allah harapan ini dapat terwujud. Amin.
Jakarta, 9 Mei 2016
UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat
UIN Syarief Hidayatullah, Ciputat
*Living Values Education Trainer
Couples/ Marriage Therapist
Lecturer
Couples/ Marriage Therapist
Lecturer
Sumber:
Tillman,
Dianne & Pillar Quera Colomina. Living
Values An Educational Program Educator Training Guide: Panduan Pelatihan Bagi
Pendidik. Jakarta: Grasindo, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar