HIPNOTERAPI DAN KEBAHAGIAAN
Dra. Rani Anggraeni Dewi, M.A
Belakangan ini saya mengamati hipnosis menjadi
trend baru sebagai pilihan teknik terapi,
tidak saja di dunia Barat tetapi juga di Timur. Di Indonesia sendiri bahkan sepertinya
semakin marak orang membincangnya. Sepengetahuan saya fenomena hipnosis bukan
barang baru dalam budaya Indonesia, masyarakat tertentu telah lama mengenal dan
memanfaatkan jenis terapi ini dalam keseharian hidup. Tidak saja para ahli terapi,
dan para psikiater yang menggunakan teknik penyembuhan ini sebagai salah satu
alternatif metode penyembuhan. Tetapi masyarakat awampun nampaknya tertarik mempelajarinya
baik untuk kebutuhan pribadi atau untuk membantu orang lain. Terbukti akhir-akhir
ini terdapat beberapa lembaga yang memberikan kursus singkat bersertifikat. Bahkan
mereka yang jago marketing mampu melihat ada peluang bisnis yang menjanjikan dari
pengembangan jenis terapi ini. Tetapi sebetulnya apa yang dicari orang melalui
penyembuhan hipnoterapi ini?
Berbagai manfaat penggunaan hipnoterapi dapat dilihat
dari banyaknya iklan di media dan brosur-brosur yang tersebar diberbagai tempat,
di wilayah publik seperti toko buku, dan juga salon-salon pun tidak absen.
Meskipun hipnoterapi sedang trend dalam
dunia “healing”, tapi masih banyak anggota masyarakat yang memiliki pendapat
“miring” terhadap teknik ini. Beberapa teman saya berpendapat hipnosis itu tak ubahnya
seperti sihir alias magic. Orang-orang
yang religius mengatakan itu ilmu setan. Wah…saya pikir pandangan seperti ini dikarenakan
ketidaktahuan saja. Jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk mengurai sejarahnya,
maka ditemukanlah sesungguhnya hipnoterapi sudah ada beratus-ratus tahun lamanya.
Fenomena ini sangat “familiar” sepanjang kehidupan manusia. Hipnoterapi memiliki
tujuan dan manfaat yang beragam tergantung siapa yang menggunakannya.
Memang tercatat dari sumber sejarah peradaban manusia
metode penyembuhan ini dibeberapa tempat dan suku bangsa pada zaman dahulu dan juga
sekarang selalu dihubungkan dengan berbagai ritual keagamaan dan kepercayaan,
juga kekuatan supranatural. Sehingga orang modern yang berpikir “cara Barat”,
yakni logik, konkrit, rasional dan linear bersikap agak skeptic terhadap ilmu ini. Tapi coba kita lihat dari perspektif
yang berbeda?
Hipnoterapi pertama kali diperkenalkan pada tahun
1734 - 1815 oleh Dr. Frans Anton Mesmer di Viena Austria, dimana awal pertama
kali hipnoterapi diterapkan untuk penyembuhan psikoterapi, mencegah timbulnya gangguan
kesehatan, peningkatan taraf kesehatan, serta untuk upaya rehabilitasi lainnya.
Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. Sedangkan hipnotis
bisa diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau perintah kepada ‘pikiran bawah sadar’. Istilah hipnoterapi
mengacu dari kata “Hypno” bahasa Yunani berarti ‘tidur’. Memang terapi penyembuhan
hipnoterapi diawali dengan mengondisikan pasien dalam fase relaksasi (seperti orang
tertidur) sebelum dilakukan terapi inti. Hipnoterapi bekerja pada jiwa bawah sadar
(alpha state)
manusia.
Agar jiwa bawah sadar bangkit, pasien harus masuk dalam kondisi relaksasi,
atau mengistirahatkan jiwa sadarnya. Dalam kondisi ini rekaman bawah sadarnya seperti
gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Rekaman bawah sadar yang negatif
akan diperbaharui dengan memberikan sugesti-sugesti positif oleh terapis melalui
hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara terus-menerus hingga tercapai keadaan
rekaman bawah sadar yang negatif menghilang dan digantikan oleh sugesti positif.
Pikiran bawah sadar manusia menyimpan misteri yang sulit dipercaya luar biasanya.
Hipnoterapi
telah terbukti memiliki beragam kegunaan untuk mengatasi berbagai permasalahan
yang berkenaan dengan emosi dan perilaku. Bahkan beberapa kasus medis serius seperti
kanker dan serangan jantung, hipnoterapi mempercepat pemulihan kondisi seorang penderita.
Hal ini sangat dimungkinkan karena hipnoterapi diarahkan untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan memprogram ulang penyikapan individu terhadap penyakit yang
dideritanya. Selain itu hipnoterapi juga berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan
dengan kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan untuk menghilangkan kebiasaan buruk seperti ketergantungan
pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Uniknya, hipnoterapi ternyata dapat membawa
seseorang ke masa lampau disebut Past
Life Regression yang biasanya dipakai untuk mengobati trauma. Menurut para
psikolog, trauma dapat menghalangi seseorang merasakan kebahagiaan.
Percayakah
Anda bahwa hipnoterapi dapat membantu kita meraih kebahagiaan? Secara nature manusia memiliki kebutuhan psikologis
yang mendasar, misalnya kebutuhan memiliki perasaan damai, kebutuhan untuk dicintai,
dan kebutuhan untuk dihargai. Namun manusia sebagai makhluk sosial kerap
mengalami berbagai peristiwa negatif yang kemudian mengakibatkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut di atas tidak terpenuhi. Tidak jarang dalam masa pertumbuhannya
seseorang mendapatkan pengalaman yang mengganggu jiwanya, misalnya korban
kekerasan. Sikap kasar dan penggunaan bahasa yang tidak santun membuat orang
sakit hati dan memendam kebencian. Perlakuan para pengasuh atau para pendidik yang
tidak didasari oleh unconditional love
memberikan peluang tidak saja pada hilangnya rasa percaya diri, namun juga rasa
trust pada orang lain, baik secara
sadar maupun tidak kita memasukkan emosi negatif atau disebut ‘Engram’.
Di dalam alam bawah sadar kita menyimpan sekian
banyak memori negatif dan memori positif. Namun ketika kita lebih banyak
dipengaruhi oleh memori negatif, maka hidup ini terasa tidak nyaman. Kalau mau
jujur kita tidak jarang memilih untuk meredam perasaan-perasaan itu ketimbang
menyelesaikannya. Itu berarti kita membiarkan diri kita didominasi oleh emosi-emosi
negatif. Lalu kemana fitrah diri kita yang penuh dengan cinta, mulia, agung,
dan bahagia itu. Kita seolah tidak kreatif berupaya menghidupkan nilai-nilai Ilahiah
itu ketika menjalani hidup ini. Padahal kata James Redfield manusia adalah Co-Creator,
artinya manusia punya otoritas menentukan apa yang ingin dia jalani ataupun apa
yang ingin dia rasakan, apakah ingin bahagia atau ingin menderita.
Menurut Abraham Maslow orang yang bahagia adalah orang yang
mampu mencapai tahap aktualisasi diri dan mengalami peak experience. Tetapi bagaimana mungkin orang mencapai tahap itu
jika dia tidak percaya diri dikarenakan trauma. Sejalan dengan Abraham Maslow,
Imam Al-Ghazali mengatakan hendaknya manusia melakukan latihan-latihan tertentu
untuk mampu mengaktualisasikan sifat-sifat luhur yang innate agar kembali ke fitrahnya. Jika seorang kembali kepada sifat
innate-nya yang fitrah itu, maka dia
meraih kebahagiaan sejati. Oleh karenanya, dalam dunia Islam kita dianjurkan
untuk berzikir yaitu dengan mengucapkan berulang kali bahkan ada yang sampai
seribu kali sifat-sifat Allah SWT, seperti “Ya
Rahman (Maha Penyayang), Ya Rahim
(Maha Pengasih)”. Hipnoterapi merupakan terapi holistik yang menghubungkan Anda
dengan potensi tertinggi Anda dan berhubungan dengan esensi sejati Anda. Nah
sekarang bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan seperti yang dikatakan oleh
para pakar di atas baik oleh Abraham Maslow maupun Imam Al-Ghazali itu.
Mungkin self
hypnosis seperti dalam tradisi hipnoterapi dimana dalam prosesnya kita
memberikan sugesti secara bertahap tapi konstan dengan mengucapkan affirmasi
positif pada diri kita. Kita buang emosi-emosi negatif dalam memori kita dan
kemudian menghujamkan kata-kata positif pada alam bawah sadar kita. Hipnoterapi
saya yakin dapat menjadi salah satu teknik terapi yang dapat kita gunakan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit hati, benci, dendam, iri hati, dan cemburu buta
yang dapat merusak fisik kita, mengganggu kesehatan lahiriah maupun batiniah.
Bukankah hidup ini hanya sementara, dan kita bertanggung jawab pada kehidupan
ini. Ketika kita menyembuhkan diri kita itu berarti kita sedang mengupayakan
kebahagiaan. Hanya orang yang bahagia yang dapat membahagiakan orang lain. Mungkinkah
hipnoterapi memberikan kebahagiaan itu? Insyaallah,
jawabannya ada pada diri kita sendiri ketika kita dengan ikhlas dan sabar
melakukannya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar