THE
HOLIDAY OF LOVE
RANI ANGGRAENI DEWI
Jangan pernah menyepelekan pentingnya
peran bulan madu dalam memperkokoh mahligai pernikahan Anda.
Bulan madu mungkin bukan merupakan urutan yang teratas
dalam daftar To Do List pernikahan
Anda. Tapi, bukan berarti keberadaannya mesti dinomor-duakan atau malah
ditiadakan. Karena justru ‘liburan’ pasca pernikahan ini dapat menjadi transisi
yang ideal bagi pasangan baru dalam memasuki bahtera rumah tangga yang pastinya
akan betul-betul berbeda dari pada kehidupan lajang mereka sebelumnya. Menurut
Rani Anggraeni Dewi, konselor masalah perkawinan dan hypnotherapist yang telah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun,
bulan madu boleh jadi merupakan salah satu pondasi yang mempertangguh
perkawinan Anda nantinya. “Dengan atau tanpa kita sadari, bulan madu bisa jadi
merupakan satu-satunya quality time
yang bisa Anda nikmati berdua untuk saling mengenal secara emosional maupun
fisik, sebelum pada nantinya sibuk dengan urusan masing-masing saat sudah
kembali ke ‘habitat’ semula”, terang psikolog yang kini juga aktif sebagai
Ketua Umum dari Yayasan Indonesia Bahagia ini. Berikut perbincangan Bazaar
dengannya.
Kira-kira seperti apa bulan madu yang
ideal itu?
Saya tak akan mengatakan bahwa Anda tak harus pergi
jauh-jauh untuk mendapatkan bulan madu yang didambakan banyak orang. Ke pantai,
gunung, atau sekedar bertandang ke kampung halaman yang belum pernah dikunjungi
ataupun kota wisata yang tak terlalu jauh dengan tempat Anda tinggal, semua sama.
Yang hakiki adalah, segala yang akan Anda hadapi di sana telah Anda sepakati
bersama. Baik destinasi, tempat menginap, sampai setiap jadwal yang akan Anda
lewati berdua.
Seberapa ampuh bulan madu dapat
mempererat tali pernikahan, terutama untuk jangka panjang?
Anda bisa lihat sendiri, betapa persiapan pernikahan
seringkali hanya dikaitkan dengan hal-hal yang sifatnya cenderung material.
Seperti pesta di hotel berbintang mana, siapa saja tamu yang akan diundang,
sampai berapa banyak dana yang harus dikeluarkan. Tapi lain dengan bulan madu,
liburan yang akan Anda lewatkan setelah menikah ini lebih kepada persiapan
emosional. Melalui waktu rehat yang Anda lewatkan hanya berdua saja, Anda bukan
hanya bisa melepaskan penat sehabis berpesta semalam suntuk (atau mungkin
seminggu suntuk), namun juga dapat jauh lebih memahami keunikan masing-masing
sebagai pasangan suami istri. Jangan sepelekan detoksifikasi batin ini dan
mulailah mempersiapkan perkawinan dari segi emosi.
Bagaimana mengatasi sempitnya waktu
dan atau budget dalam merencanakan bulan madu?
Siasati dengan perencanaan dan musyawarah yang matang.
Jika perlu, susun jadwal dan budget keuangan sendiri untuk bulan madu
berbarengan dengan rencana pernikahan Anda.
Berapakah waktu minimal bulan madu yang disarankan?
Ya, masing-masing
pasti punya kesibukan dan pekerjaan, dan jadwal berdua yang tidak mudah untuk
disesuaikan. Namun, usahakanlah waktu bulan madu tersebut cukup lengang untuk
dapat dilewatkan dalam agenda libur untuk sekedar bersantai sampai waktu intensif
yang hanya Anda berdua yang punya. Ini penting untuk saling semakin mendekatkan
diri satu sama lain. Dua sampai tiga hari rasanya terlalu sedikit untuk dapat
menampung semua itu, bukan? Maka dari itu, ambillah cuti sekitar seminggu atau
lebih untuk benar-benar merasakan hawa bulan madu yang sesungguhnya.
Bagaimana jika bulan madu tersebut tidak
berjalan sesuai yang diharapkan? Misalnya saja jadwal pesawat yang tertunda
ataupun service hotel yang kurang
memuaskan sehingga malah menimbulkan kejemuan atau malah perselisihan?
Anggap saja semua itu ‘ujian’ untuk Anda hadapi bersama-sama
setelah mulai hidup berdua. Sudah sepatutnya sebagai pasangan membiasakan diri
untuk langgeng menghadapi apapun masalah di luar sana, bahkan yang paling tidak
masuk akal sekalipun. Jika dalam suasana liburan saja Anda tak bisa mengatasi
kendala-kendala kecil seperti itu, bagaimana nanti saat harus mengarungi
bahtera rumah tangga yang lebih pelik lagi?
Setelah bulan madu?
Kembalillah beraktivitas seperti biasa, tentunya didasari
dengan jiwa, raga, dan pikiran yang seakan terlahir kembali. Selain itu, segala
upaya rumah tangga Anda harus dilandasi pula oleh perencanaan matang yang
sebelumnya telah Anda bicarakan ketika bulan madu berjalan ataupun setelahnya.
Sebagai ‘bonus’ kenangan yang Anda dapatkan selama berbulan madu pasti akan
selalu memotivasi Anda berdua untuk ke depannya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar